Jumat, 11 Februari 2011

Posted by yantobolot 11.17, under | No comments


ARWAH SETELAH MENINGGAL, ARWAH GENTAYANGAN DAN
 BERKOMUNIKASI DENGAN MANUSIA SERTA CARA BEBAS DARI                                         GANGGUAN ARWAH JAHA
Pertanyaan Dari:
Nama dan alamat diketahui redaksi
(disidangkan pada hari Jum'at, 29 Muharram 1431 H / 15 Januari 2010)
Pertanyaan:
Di manakah tempat arwah manusia setelah meninggal? Benarkah ada arwah
manusia bergentayangan di bumi, bahkan berkomunikasi dengan manusia yang masih
hidup? Bagaimana kita bisa terbebas dari gangguanganguan
arwah jahat?
Terima kasih.
Jawaban :
Majlis Tarjih dan Tajdid Divisi Fatwa mengucapkan terima kasih atas
pertanyaannya. Sebelum menjawab pertanyaan Saudara tentang posisi ruh (arwah)
manusia yang telah meninggal, terlebih dulu ingin kami paparkan beberapa hal yang ada
hubungannya dengan masalah itu.
Pertama, tentang alam, bahwa alam itu terbagi menjadi tiga, yaitu alam dunia,
alam barzakh dan alam akhirat. Ketiga jenis alam itu memiliki status dan aturan sendiri.
Alam dunia adalah refieksi dari jasad sedangkan ruh sebagai bagiannya, namun
sebaliknya alam barzakh adalah refleksi dari ruh sedangkan jasad sebagai bagiannya.
Dan terakhir alam akhirat atau Dar alQarar
adalah alam setelah kebangkitan manusia
dari kuburnya untuk mendapatkan balasan, di mana jasad dan ruh digabungkan kembali.
Kedua, kematian atau maut adalah berpisahnya ruh dengan jasad, dan ketika
pemisahan tersebut terjadi, ruh berada di alam barzakh atau alam kubur. Ibarat
perjalanan waktu, manusia yang sudah pindah ke alam lain itu tidak akan kembali ke
alam semula. Ruh manusia yang sudah pindah ke alam barzakh juga tidak akan kembali
ke alam dunia. Ketiga, barzakh secara bahasa berarti pembatas antara dua hal, dan di
sini maksudnya pembatas antara alam dunia dengan alam akhirat.
Dengan demikian, ketika seorang meninggal (mati, berpisah jasad dari ruhnya),
maka ia tidak akan kembali ke alam dunia. Pada hari kiamat nanti, orangorang
kafir
akan memohon kepada Allah agar dikembalikan lagi ke dunia untuk beramal shalih,
tetapi permintaan itu tidak dikabulkan oleh Allah. Ada beberapa pendapat tentang
keberadaan ruh setelah meninggal hingga hari kiamat. Dari sekian banyak pendapat
yang ada, tidak satu pun yang menerangkan bahwa ada ruh yang gentayangan. Ruh
orangorang
beriman berada di alam barzakh yang luas, yang di dalamnya ada
ketenteraman dan rezeki serta kenikmatan, sedangkan ruh orangorang
kafir berada di
barzakh yang sempit, yang di dalamnya hanya ada kesusahan dan siksa. Allah
berfiraman

Demikianlah keadaan orangorang
kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku
(ke dunia). agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekalikali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja, dan di
hadapan mereka ada barzakh (dinding) sampai hari mereka dibangkitkan

Memang ada sebagian kalangan yang berkeyakinan dan menyatakan bahwa ruh
orang Islam yang meninggal akan berputarputar
di sekitar rumahnya selama satu bulan
sejak meninggalnya dan setelah itu berputarputar
sekitar makamnya selama satu tahun.
Keyakinan tersebut berdasarkan pada hadits yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.

Diriwayatkan) dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw bahwa apabila
seorang mukmin meninggal dunia, maka arwahnya berkelilingkeliling
diseputar
rumahnya selama satu bulan. Ia memperhatikan keluarga yang ditinggalkannya
bagaimana mereka membagi hartanya dan membayarkan hutangnya. Apabila telah
sampai satu bulan, maka arwahnya itu dikembalikan ke makamnya dan ia berkeliling –
keliling di seputar kuburannya selama satu tahun, sambil memperhatikan orang yang
mendatanginya dan mendoakannya serta yang bersedih atasnya. Apabila telah sampai
satu tahun, maka arwahnya dinaikkan ditempat dimana para arwah berkumpul menanti
hari ditiupnya sangkakala

Namun setelah ditelusuri dan diteliti, yaitu menggunakan Program alMaktabah
asySyamilah
(edisi 2), Program alJami’
alAkbar
(edisi 2), dan Program alJami’
alKabir
(edisis 4, 20072008)
kami tidak menemukan sumber hadits yang dinyatakan di
atas. Dapat dinyatakan bahwa hadits yang sedang kita selidiki ini tidak tercantum dalam
satupun dari sumbersumber
orisinal hadits yang ada.
Oleh karena itu, apa yang ditanyakan, bahwa ada ruhruh
yang bergentayangan itu
adalah setan yang melakukan tipu daya dengan menyerupai orang yang sudah
meninggal. Dan ketika ruh akan dibangkitkan dari alam barzakh (alam kubur) ke alam
akhirat, ruh itu dikembalikan ke jasad yang baru yang diciptakan untuk alam akhirat.
Begitu juga kaitannya dengan Jin, bahwa Jin itu makhluk yang dapat menjelma atau
merubah fisiknya menyerupai bentuk manusia atau makhlukmakhluk
yang lain. Setan
yang berasal dari Jin, ingin menyebarkan tipu daya dan keraguan pada keimanan

manusia, maka salah satu caranya adalah dengan menjelma menyerupai seseorang yang
telah meninggal. Akibat dari penjelmaan tersebut, orangorang
yang melihat
menganggap dan berkeyakinan bahwa yang mereka lihat adalah ruh dari orang yang
mereka kenal sebelumnya. Oleh karena itu, apa yang dikatakan oleh kaum awam
tentang adanya ruh gentayangan tidaklah benar menurut ajaran Islam.
Tentunya agar kita bisa terbebas dari gangguanganguan
arwah jahat yang itu
merupakan setan yang melakukan tipu daya, yaitu dengan senantiasa meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, dengan menjalankan segala perintahNya
dan menjauhkan segala laranganNya
yang merupakan jalan setan, serta senantiasa
berdzikir dan mengingat Allah. Bukankah dengan senantiasa berdzikir hati kita akan
tenang, sebagaimana dalam firmanNya:


 “(yaitu) orangorang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah
hati menjadi tenteram.”

Adapun mengenai kemungkinan adanya komunikasi antara manusia yang masih
hidup dengan orang yang sudah meninggal juga tidak benar, sampai para Nabi dan wali
yang telah meninggal sekalipun, tidak bisa berkomunikasi dengan manusia yang masih
hidup. Memang ada firman Allah:

: “Janganlah kamu mengira bahwa orangorang
yang gugur di jalan Allah itu
mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”
Demikian juga hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam alBaihaqi
dalam
kitabnya, Hayat alAnbiya
fi Quburihim, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:

“Para Nabi itu hidup di dalam kubur mereka senantiasa dalam keadaan
shalat.”

Namun demikian, maksud ayat di atas adalah menjelaskan tentang adanya bentuk
kehidupan yang dialami para Syuhada dan para Nabi setelah mereka meninggal.
Kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan secara khusus yang tidak dapat diketahui
hakikatnya kecuali oleh Allah swt. Dan mengenai hadits di atas, setelah diteliti dan
ditelusuri sumber haditsnya, kami menemukan ada rawi yang dinilai bermasalah yaitu
Hasan bin Qutaibah dan Husain bin ‘Arafah yang mengakibatkan kedaifan kualitas
hadits diatas.
Wallahu a’lam. *aa)

0 komentar:

Posting Komentar